Selasa, 05 September 2017

Bukan hanya warkop DKI yang Reborn (lahir kembali :red). tapi Media Al-Ishlah juga kini kembali lahir. setelah sekian lama tidak ada pergerakan sama sekali di Media. Rupanya Media tidak mau begitu saja mati dari peredaran. Dengan semangat mengedukasi yang terus ada di pengurus terakhir (saya:red). Media sesuai dengan namanya, yaitu Mahasiswa Edutainment (edukasi dan entertainment) Islam atau di singkat MEDIA Al-Ishlah, kembali ingin berperan aktif dalam membangun almamater STEI Al-Ishlah. dengan lahirnya kembali Media, tentu pengurus lama tidak bisa bergerak leluasa, maka perlu adanya regenerasi anggota.

Untuk itu, kami mengundang teman-teman Mahasiswa STEI Al-Ishlah yang tertarik dalam bidang jurnalistik, edukasi dan semacamnya. Maka kami persilakan untuk bergabung bersama MEDIA STEI Al-Ishlah. Kami membuka kesempatan selebar-lebarnya untuk teman-teman bergabung bersama Media. adapun program-program yang pernah digagas oleh media sebelumnya, yaitu diantaranya:
Buletin Mingguan, Mading, Blog/Website, Desain Grafis dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan untuk teman-teman mahasiswa setelah nanti bergabung untuk mengembangkan MEDIA lebih dari pada sebelumnya selama kegiatannya positif. Dan lebih bagus lagi bisa mengangkat nama baik Almamater.
Salah satu tujuan dibentuknya Media selain menjadi wadah bagi mahasiswa STEI Al-Ishlah yang kreatif, yaitu diharapkan Media menjadi salah satu wadah untuk mempererat silaturahmi semua UKM dan Mahasiswa di STEI-Al-Islah. Salah satu yang melatar belakangi lahirnya kembali Media STEI Al-Ishlah adalah karena era internet saat ini sedang berkembang pesat. Sebagai UKM yang sejak dulu membidangi salah satunya adalah Internet, maka mungkin ini kesempatan besar bagi Media untuk bisa berkembang dan menjadi wadah Mahasiswa Kreatif di STEI Al-Ishlah.
Bagi Teman-Teman yang ingin Bergabung, silakan isi formulir berikut.

https://docs.google.com/forms/d/1VU6eTf3aEEv1jUPMo4sjTjAgWwqgC_VJVOucdMGEXro
Selamat Bergabung.

Minggu, 10 November 2013

WISUDA SARJANA STEI AL ISHLAH CIREBON

 Gambar 1. Tempat Senat untuk melakukan Prosesi Sidang.

CIREBON - Gelar Sarjana memang sangat ditunggu-tunggu bagi setiap Mahasiswa dimanapun berada. Beberapa Hari Kemarin, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Al Ishlah Cirebon telah Mengadakan Wisuda Sarjana yang Kedua kalinya.

 Gambar 2. Para Wisudana sedang menunggu di kursi masing-masing.


 Gambar 3. Paduan Suara Mahasiswi STEI Al Ishlah 
yang kompak mengiringi acara wisuda.

Gambar 4. Para Senat STEI Al Ishlah Ketika Memasuki Ruangan Sidang.
Nama-nama Wisudawan Ke-2 STEI Al Ishlah Cirebon :


No Nama Angkatan
1 Atikatul Fathiyah 2007
2 Ihat Solihat 2007
3 Iroh Mahiroh 2007
4 Udin Wahyudin 2007
5 Yaya Tirya 2007
6 Akmaluddin 2008
7 Ayu Anggraeni 2008
8 Biyah Siti Murbiyah 2008
9 Fadilah Jariyah 2008
10 Faiqotussaniyah 2008
11 Fery Wahyudin 2008
12 Irpan Hermawan 2008
13 Jaenal Aripin 2008
14 Lely Nurlaely 2008
15 Pardi Sahri 2008
16 Roma AR Sanjaya 2008
17 Rini Anggraeni 2008
18 Saeful Bahri 2008
19 Siti Nonih Rohaniah 2008
20 Toidin 2008
21 Eka Wulandari 2009
22 Eva Noviana 2009
23 Lya Crhistina 2009
24 Muhammad Ibrohim 2009
25 Ririn A Riyanti 2009
26 Riqi Fajar Sidiq 2009

Berikut Kutipan Nasihat Ketua STEI Al Ishlah Cirebon untuk Para Wisudawan :

Nasehat Ketua STEI Al Ishlah Untuk Wisudawan.  

Puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat allah swt. Atas karunia dan anugerahnya, kita semua bisa hadir di majleis ini dalam rangka menyaksikan wisuda sarjana sekolah tinggi ekonomi islam (stei) al-ishlah cirebon.  Wisuda sarjana ini kami pandang sebagai momen bersejarah bagi tonggak perjalanan STEI Al-Ishlah dan perjuangan pengembangan ekonomi syariah.
Shalawat serta salam, semoga tercurah kepada junjungan kita, nabi muhammad saw. Dialah sang teladan, yang telah sukses membangun dasar-dasar Ekonomi Islam yang berkeadilan dan menyejahterakan. Semoga kita yang hadir di majelis ini menjadi pewaris dan pelanjut risalahnya dalam pengembangan Ekonomi Islam tersebut.

Nasehat ketua STEI Al-Ishlah kepada wisudawan
Anak-anaku semua wisudawan
Kini anda menjadi sarjana Ekonomi Islam dari Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Al-Ishlah yang kita cintai. Rasa syukur dan gembira tentunya ada pada diri anda dan ayah ibu anda . Alhamdulillah.


1Kesabaran harus beserta anda ketika berhadangan dengan dunia di luar kampus. Dunia baru yang penuh liku, kadang pilu menyaksikannya. Banyak onak dan duri ketika kita akan melangkah kearahnya. Coba kita saksikan kondisis ekonomi dunia saat ini:

a.     Ekonomi Amerika Serikat ambruk sejak 2008,  negara itu banyak utangnya dan bunga bank sebagian besar di bayarkan kepada RRC dan Jepang, kemudian ekonomi negeri adidaya itu terpuruk dan keuangan negera menjadi shut down,  musyawaroh dari wakil rakyat hampir tidak ada dan hampa. Ini  contoh dari sitem kapitalisme yang gagal total. Harus  anda ketahui bahwa ketimpangan pembagian pendapatan antar golongan masyarakat sangat tinggi, analisa para ahli dari kalangan mereka sendiri mencatat bahwa 1 % penduduk negeri ini mengeksploitasi 99 % penduduk  lainya.

b.   Sementara itu negara eropa mengalami nasib serupa, kecuali jerman negar-negara peng ekspor minyak juga terpuruk oleh pertengkaran dan adudomba antar golongan yang tidak mampu menerapkan ajaran islam secara kaafah terutama di timur tengah secara keseluruhan terkesan bahwa peradaban dunia menjadi ambruk baik dari fisik maupun moralnya.

2.      Sebagai  Sarjana Ekonomi Islam tentunya anda harus kritis,  islam sebagai ajaran rahmatan lilalamin harus dijabarkan menjadi gerakan untuk membangun kembali jiwa agama dalam pembangunan. Inilah  jiwa dari sistem ekonomi islam itu.  Dalam tataran amaliah anda harus mampu mengajak untuk menumbuh kembangkan ekonomi berbasis berbagi untung dan rugi itu. Tidak usah ragu bahwa sitem  inilah yang menjamin terlaksananya wejangan sunan gunung jati “ingsun titip tajug lan fakir miskin” artinya pemerataan kesempatan berusaha dan berbagi pendapatan harus juga berdasarkan ajaran agama. Kita tidak boleh ragu tentang hal ini.

3.     Kepada pemerintah khususnya aparat di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu Majalengka dan Kuningan) kami titipkan sarjana lulusan STEI Al-Ishlah untuk di pandu dan di bimbing menjadi anggota masyrakat yang baik, rajin bekerja dan beribadah serta selalu mencerahkan ciri Kota Wali.

Kepada dunia perbankan dimohonkan, kepada mereka diberi kesempatan  untuk dapat bekerja di lembaga anda atau memperoleh kredit investasi mudorobah, agar mereka mampu berkehidupan mandiri. Kepada masyarakat pedesaan, khususnya para kuwu, kami juga menitipakan sarjana ekonomi ini, untuk dapat berperan sebagai sarjana penggerak pembangunan pedesaaan, khususnya di bidang ekonomi kerakyatan.  Selamat bekerja kepada semuanya.

Kemudian, kepada semua pihak yang selama ini sudah banyak berkontribusi terhadap STEI Al-Ishlah Cirebon, kami atas nama segenap sivitas akademika, menghaturkan terima kasih. Kepada Gubernur Jawa Barat, Bupati Cirebon, pengurus Yayasan Al-Ishlah, Pengurus Persatuan Umat Islam (PUI) Wilayah, serta daerah dan seluruh dermawan yang telah membantu pembangunan kampus STEI, kami ucapkan terima kasih. Jazakumullah khairal jaza. Demikian pula, kepada semua yang hadir pada acara ini, kami ucapkan terima kasih, disertai permohonan maaf bila terdapat kekurangan dalam menghormatinya. Semoga kehadiran bapak dan ibu-ibu semuanya dicatat sebagai amal shalih, sebagai bagian dari ishlahul iqtishadiyah, perbaikan ekonomi ummat berdasarkan prinsip syariah. Aamiin ya rabbal alamin. 
Wallahu'alam bi showab.. (jay/red)

Minggu, 04 Desember 2011

Sudah tidak bisa dipungkiri lagi, komunikasi adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan. Dengan komunikasi yang baik maka pelaksanaan akan perencanaan yang dibuat menjadi baik pula, dari segi proses maupun hasilnya.
Namun ’komunikasi’ pula yang belakangan ini menjadi sorotan tajam MEDIA. Akhir-akhir ini MEDIA menilai telah terjadi sebuah penurunan komunikasi yang baik antara Kampus dan Mahasiswa yang pada akhirnya memicu masalah yang tak terselesaikan dan berbagai spekulasi yang bermunculan dikalangan mahasiswa.
Hal ini mulai terlihat saat penanganan program kampus dan mahasiswa dalam pembuatan Buku Tabungan dan ATM yang merangkap dengan KTM. Masalah ini dinilai berlarut-larut dan tak kunjung terselesaikan. Ide program tersebut muncul dan diutarakan oleh pihak kampus kepada mahasiswa  pertama kali saat berlangsungnya kajian mahasiswa ’Kuliah Dhuha Manajemen’ awal April lalu. Program tersebut dinilai menarik dan memicu antusias mahasiswa yang hadir saat itu. Dengan segala janji dan keuntungan yang didapatkan oleh mahasiswa dalam program tersebut yang kemudian disusul dengan pemaparan yang jelas dari pihak Bank Syari’ah yang bersangkutan cukup membuat optimis mahasiswa akan terlaksananya program tersebut. Namun pelaksanaan ternyata tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Terhitung dari bulan juni saat pengurusan ATM tersebut dimulai oleh pihak bank hingga awal desember program tersebut terseret-seret tak terhenti pada titik cerah.
Kamis, 1 Desember lalu  MEDIA berhasil mendapatkan keterangan dari pihak kampus mengenai masalah tersebut. Hal utama Yang berhasil tangkap dari percakapan tersebut adalah ketidak jelasan penanggungjawaban dari pihak kampus maupun pihak bank yang menangani program tersebut hingga terselesaikan. Dan beberapa hari setelah itu mulai muncul penjelasan-penjelasan mengenai penyelesaian masalah yang cukup menguras kesabaran mahasiswa itu.
Diwaktu dan tempat yang sama pula MEDIA meminta penjelasan tentang program yang menyangkut semester awal dalam pembuatan seragam dan jas almamater. Dari hasil keterangan yang didapat, perencanaan dan pelaksanaan yang dibuat ternyata juga bernasib sama dengan program pembuatan buku tabungan. Dan pada akhirnya kesabaran mahasiswa harus kembali dikorbankan.
Imbas dari dua kasus diatas yang pada akhirnya munculah berbagai spekulasi dari mahasiswa kepada kampus. Dari hasil keterangan yang didapat, banyak mahasiswa

yang merasa geram bahkan menilai bahwa manajemen kampus dalam menangani program tersebut tidak profesional.
Dari satu sisi mahasiswa sangat berharap terlaksananya program tersebut dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan, namun pada akhirnya mahasiswa harus dipaksa untuk bersabar tanpa penjelasan dari kampus tentang penyelesaiannya. Namun dari sisi lain, pihak kamus sudah berusaha untuk menjalankan program dengan tujuan membuat sebuah hasil yang maksimal dari program yang dibuat namun harus terbentur oleh penanggung jawaban yang tidak jelas dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perencanaan.
Sangat dimengerti bahwa dalam posisi ini kampus sebetulnya tidak ingin mengecewakan mahasiswa. MEDIA dapat menyimpulkan bahwa langkah awal yang seharus ditempuh oleh pihak kampus adalah membuat komunikasi yang baik antara pihak kamus dan mahasiswa. Selama ini MEDIA menilai spekulasi-spekulasi yang muncul dikalangan mahasiswa adalah dipicu oleh tidak adanya keterangan yang jelas dari pihak kampus tentang perkembangan dari program-program yang dibuat. Mahasiswa merasa di ’gantungkan’ oleh harapan yang tidak kunjung jelas seperti itu.
 Pada program pembuatan Buku Tabungan saja yang tak terselesaikan hingga memasuki bulan ketujuh ini, september lalu mahasiswa sempat diberi angin segar tentang kedatangan pihak Bank yang mengurus buku tabungan. Dan pada pengurusan itu pula kartu ATM sudah berhasil didapatkan oleh beberapa mahasiswa. Sedangkan entah kenapa buku tabungan justru tidak ikut dibagikan. Dari periode september hingga awal desember itulah mahasiswa secara tidak langsung harus menunggu pembagian buku tabungan tanpa ada kejelasan kapan kepastian penyelesaiannya oleh pihak bank melalui kampus.
Pada periode ’penggantungan’ tersebutlah yang memunculkan berbagai spekulasi mahasiswa yang dikhawatirkan jika mahasiswa terus menerus berada diposisi tersebut akan menurunkan tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap kampus. Dan jika tingkat kepercayaan mahasiswa kepada kampus terus menerus turun hal tersebut dapat ikut menghambat berkembangnya kualitas kampus dan merugikan semua pihak.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut semoga dapat menjadi pelajaran pribadi maupun bersama bagi pihak kampus dan mahasiswa dalam meningkatkan perencanaan yang matang akan program-program yang dibuat dengan tidak mengesampingkan aspek komunikasi yang baik agar terlaksananya program tersebut dan dapat meminimalisir munculnya spekulasi.
Sejatinya aspek komunikasi yang baik adalah salah satu gambaran dari sistem syari’ah yang mengedepankan kejujuran dan musyawarah dalam melaksanakan program dan menyelesaikan masalah. Sehingga semua pihak dapat mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi. Bahkan dengan musyawarah dan komunikasi yang baik tak ayal mahasiswapun bisa ikut memberikan solusi atas penyelesaian permasalahan program-program tersebut.(Sy)